Jumlah badak Jawa (Rhinocheros sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, berdasarkan monitoring terakhir menggunakan teknologi video trap,
diperkirakan 35 ekor. Jumlah ini hanya setengah dari target populasi
yang ditetapkan Kementerian Kehutanan, yakni 70-80 ekor pada tahun 2015.
Untuk
bisa mencapai target itu, kata Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli
Hasan di Jakarta, Kamis (29/12/2011), dibutuhkan komitmen dan upaya
bersama dalam mengonservasi dan meningkatkan populasi badak jawa.
"Sudah
menjadi tanggung jawab kita semua agar secara bersama-sama mendukung
konservasi badak jawa," katanya, saat memberikan sambutan pada pemaparan
hasil monitoring populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon
(TNUK).
Dalam kesempatan tersebut, Menhut juga menerima kerangka
badak jawa dari tim monitoring. Didampingi Sekjen Kemhut Hadi Daryanto
dan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemhut Darori, Menhut
juga memberikan penghargaan kepada beberapa pakar konservasi badak.
Kepala
Balai TNUK Agus Priambudi memaparkan, monitoring badak jawa yang
dilakukan diharapkan bisa memperbaiki dan memvalidasi data badak jawa.
Monitoring pada 2011 dilakukan dengan memasang video trap pada setiap titik pengamatan di tiap blok di semenanjung Ujung Kulon selama 9 bulan.
Selama
proses kegiatan monitoring, antara Februari dan November 2011,
diperoleh 427 klip badak jawa. "Tiap klip diidentifikasi morfologi
tubuhnya, seperti bentuk telinga, tipe cula, ekor, lipatan leher, dan
ciri khusus fisik, seperti luka dan cacat fisik," katanya.
Proses identifikasi ini diperkuat dengan lokasi, frekuensi, dan waktu individu badak jawa tersebut terekam oleh video trap. Jumlah badak jawa yang teridentifikasi berdasarkan video trap
memang berbeda jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah populasi
berdasarkan perhitungan jejak yang berkisar 45-55 ekor. Hal itu, kata
anggota tim monitoring Yanto Santosa, tidak bisa dihindari karena metode
penghitungan yang berlainan.
Yanto juga menyatakan, jumlah badak
jawa bisa jadi lebih besar daripada hasil monitoring karena adanya
kemungkinan terdapat individu badak jawa yang tidak tertangkap camera trap.
Namun,
salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari hasil monitoring adalah
terjadinya perkembangbiakan badak jawa sebab ditemukan 4 individu anak
badak jawa yang terdiri dari 3 jantan dan 1 betina. "Hal itu menimbulkan
harapan bahwa konservasi badak bisa dilakukan," katanya.
Berdasarkan
Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak Indonesia, populasi badak
jawa di TNUK ditargetkan bisa mencapai 70-80 ekor pada tahun 2015.
Ogen, kita satu kelompok b. ing . Paper b.ing x gmn?? ngambil dari blogmu ja ta??
ReplyDeleteyang topiknya tentang kepunahan???