Friday, December 30, 2011

Baru 35 Badak Jawa yang Terekam Kamera

Jumlah badak Jawa (Rhinocheros sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, berdasarkan monitoring terakhir menggunakan teknologi video trap, diperkirakan 35 ekor. Jumlah ini hanya setengah dari target populasi yang ditetapkan Kementerian Kehutanan, yakni 70-80 ekor pada tahun 2015.

 

Untuk bisa mencapai target itu, kata Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan di Jakarta, Kamis (29/12/2011), dibutuhkan komitmen dan upaya bersama dalam mengonservasi dan meningkatkan populasi badak jawa.


"Sudah menjadi tanggung jawab kita semua agar secara bersama-sama mendukung konservasi badak jawa," katanya, saat memberikan sambutan pada pemaparan hasil monitoring populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Dalam kesempatan tersebut, Menhut juga menerima kerangka badak jawa dari tim monitoring. Didampingi Sekjen Kemhut Hadi Daryanto dan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kemhut Darori, Menhut juga memberikan penghargaan kepada beberapa pakar konservasi badak.
Kepala Balai TNUK Agus Priambudi memaparkan, monitoring badak jawa yang dilakukan diharapkan bisa memperbaiki dan memvalidasi data badak jawa. Monitoring pada 2011 dilakukan dengan memasang video trap pada setiap titik pengamatan di tiap blok di semenanjung Ujung Kulon selama 9 bulan.
Selama proses kegiatan monitoring, antara Februari dan November 2011, diperoleh 427 klip badak jawa. "Tiap klip diidentifikasi morfologi tubuhnya, seperti bentuk telinga, tipe cula, ekor, lipatan leher, dan ciri khusus fisik, seperti luka dan cacat fisik," katanya.
Proses identifikasi ini diperkuat dengan lokasi, frekuensi, dan waktu individu badak jawa tersebut terekam oleh video trap. Jumlah badak jawa yang teridentifikasi berdasarkan video trap memang berbeda jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah populasi berdasarkan perhitungan jejak yang berkisar 45-55 ekor. Hal itu, kata anggota tim monitoring Yanto Santosa, tidak bisa dihindari karena metode penghitungan yang berlainan.
Yanto juga menyatakan, jumlah badak jawa bisa jadi lebih besar daripada hasil monitoring karena adanya kemungkinan terdapat individu badak jawa yang tidak tertangkap camera trap.
Namun, salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari hasil monitoring adalah terjadinya perkembangbiakan badak jawa sebab ditemukan 4 individu anak badak jawa yang terdiri dari 3 jantan dan 1 betina. "Hal itu menimbulkan harapan bahwa konservasi badak bisa dilakukan," katanya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor 43 Tahun 2007 tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak Indonesia, populasi badak jawa di TNUK ditargetkan bisa mencapai 70-80 ekor pada tahun 2015.

1 comment:

  1. Ogen, kita satu kelompok b. ing . Paper b.ing x gmn?? ngambil dari blogmu ja ta??
    yang topiknya tentang kepunahan???

    ReplyDelete